Jumat, 04 April 2008

Ketika Cinta Menyapa (dengan wajah yang berbeda)

Dulu saya kira, ketika cinta menyapa manusia, maka ia akan datang membawa penuh suka cita, menjadikan hari-hari yang dilalui menjadi lebih indah, membuat hati selalu berbunga-bunga, dan menjadikan wajah ini selalu berseri-seri. Hingga setiap orang yang berada di sekitarnya akan mengatakan : Cinta sedang Menyapanya !

Tapi pikiran seperti itu seolah-olah mulai hilang, setelah apa yang saya lalui akhir-akhir ini. Cinta tidak selalu datang dengan wajah yang berseri-seri, membawa sekeranjang penuh suka cita, dan menjadikan orang-orang yang disapanya merasa nyaman dengan sapaannya..

--- Malam itu, di dalam KA Jogja-Jakarta, sebuah kabar kurang bagus datang. Seorang saudari saya mengalami kecelakaan motor, yang mengakibatkan ia harus dilarikan ke salah satu RS terbesar di Jogja. Dirawat di ruang ICU dalam keadaan koma, sudah membuat saya paham, bahwa ia mengalami kecelakaan yang serius ---
--- "Di RSnya sudah lama? Kok saya baru dikabari sekarang?" Jengkel adalah perasaan yang pertama kali muncul ketika mendengar kabar bahwa Saudari saya (yang lain) harus di rawat di salah satu RS terbesar di Jakarta karena kanker yang dialaminya. Jengkel karena semua kawan-kawan dekat saya telah mendengar kabar itu dari awal, tapi tak ada satu pun yang memberi kabar pada saya ---
--- "Ada yang kena lagi?" Saya hanya bisa duduk diam, sedih, dan bingung untuk menentukan langkah yang seharusnya saya ambil untuk membantunya. Memori saya seolah kembali pada kejadian di kampus, 2 bulanyang lalu. Kabar sore itu (hingga detik ini, masih) tidak dapat saya percayai. "Makhluk" itu kembali datang menjemput mahasiswa/i di kampus plat merah ini yang "baginya" orang tersebut layak untuk diantarnya menuju kampung halaman. Tapi kenapa harus orang-orang yang dekat dengan saya? Saudari-saudari yang selalu membuat saya kagum akan semangat dan potensi mereka ---

Allah selalu mempunyai cara tersendiri untuk menyatakan cinta kepada hamba-hambaNya. Hanya orang-orang hebatlah yang Allah pilih untuk disapa secara langsung oleh cintaNya. Ya, hanya orang-orang hebatlah, seperti halnya Saudari-saudari saya diatas. Allah meluangkan perhatian lebih banyak bagi mereka, karena Allah mencintai mereka lebih dari hamba-hamba yang lain. Allah telah menyiratkan hal ini melalui surat cintaNya "Apakah orang-orang beriman itu mengira bahwa Allah tidak akan menguji keimanan mereka?"

Cinta Illahi itu telah datang menyapa mereka, walau dengan wajah yang berbeda. Kedatangannya harus disambut dengan peluh, sakit, dan tangis, memerlukan pengorbanan fisik, pikiran, bahkan materi. Tapi orang-orang yang beriman selalu yakin, bahwa Allah tidak akan menguji mereka melampaui kemampuan yang mereka miliki.

Titip rindu untuk Ukhti-Ukhtiku yang kini sedang diuji oleh Allah. Tetaplah tersenyum Ukhti, karena cobaan ini adalah bukti nyata cinta Allah kepada hamba-hambaNya..Doa ini tak akan pernah putus mengiringi hari-hari yang Ukhti lalui..


::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/28 november 2006 :::

Tidak ada komentar: