Jumat, 04 April 2008

SIM (Surat Ijin poligaMi)

SURAT SANG SUAMI

Istriku,
jika engkau bumi,
akulah matahari
aku menyinari kamu
kamu mengharapkan aku
ingatlah bahtera yang kita kayuh,
begitu penuh riak gelombang
aku tetap menyinari bumi,
hingga kadang bumi pun silau
lantas aku ingat satu hal
bahwa Tuhan mencipta bukan hanya bumi,
ada planet lain yg juga mengharap aku sinari
Jadi..
relakanlah aku menyinari planet lain,
menebar sinarku
menyampaikan faedah adanya aku,
karna sudah kodrati
dan Tuhan pun tak marah...

BALASAN PUISI SANG ISTRI

Suamiku,
bila kau memang mentari,
sang surya penebar cahaya
aku rela kau berikan sinarmu
kepada segala planet
yg pernah TUHAN ciptakan
karna mereka juga seperti aku
butuh penyinaran
dan akupun juga
tak akan merasa kurang
dengan pencahayaanmu
AKAN TETAPIIIIIIII..
bila kau hanya sejengkal lilin
yang berkekuatan 5 watt,
jangan bermimpi menyinari planet lain !!!
karena kamar kita yang kecil pun
belum sanggup kau terangi
bercerminlah pada kaca di sudut kamar kita,
di tengah remang-remang
pencahayaanmu yang telah aku mengerti
untuk tetap menguak mata
coba liat siapa dirimu...
MENTARI atau lilin ?
PLIS DEH...!!!

(Eyalah,,dosen aja kok ya ngompor-ngompori tentang pernikahan.
Mpe waktu kuliah ngasih tau puisi kaya' gini.. Secara ya Bo' tingkat 3..
Masuk kriteria yang mana niy? Mentari, neon, lilin, senter, bohlam 5 watt,
atau korek api? (Hehe..)



::: taken from www.nurfita.blogs.friendster.com/ 24 Mei 2007 :::

Tidak ada komentar: